Kehidupan Tunarungu 1 (TK)

Tunarungu (tuli) merupakan ketidakmampuan untuk mendengarkan suara. Ada beberapa penyebabnya adalah sejak lahir, kecelakaan, keturunan, dan sebagainya. Hidupnya sejak kecil memang sulit bicara dan tidak bisa mendengar (bengong). Ya tidak mengerti kalau orang tua mengajar nama2 seperti buah-buahan, mainan, dan sebagainya. Aduh pikiran orang tua bingung bagaimana masa depan anaknya sendiri. Mereka membawa anaknya ke dokter untuk diperiksa. Biasanya dokter menyarankan anaknya bersekolah SLB/B, hanya khusus cacat tunarungu.

Menginjak umur 2 tahun mulai sekolah taman bermain di Santi Rama, Kramat. Di sana banyak anak bermain-main. Belajar mengenal bentuk-bentuk seperti kotak, bola, tongkat, dan sebagainya. Masih belum bisa bicara (bisu). Setelah taman bermain, melanjutkan sekolah SLB/B di Pangudi Luhur, Jakarta Barat. Sekolah SLB/B Pangudi Luhur didirikan oleh Bruder Alcuino (Alm), Br Honoratus, Br
Yosefo (dari belanda) dan Yayasan Pangudi Luhur Pusat. Di sana belajar mengenal bentuk-bentuk sampai mendengar dan wicara. Wicara adalah latihan mendengar, menulis dan membaca ujaran (gerak bibir) di depan cermin bersama dengan guru.

Masih belajar bicara sambil menggerakan tangan, seperti papeee (papa – sambil telunjuk jari di atas bibir kayaknya kumis), mobiiiil (sambil gaya setir), tariiii (sambil angkat dua tangan dan gerak), dan sebagainya. Ada juga latihan menari, olahraga, pianika, menggambar, jungkir balik dan sebagainya. Jungkir balik adalah melompat di atas matras seperti akrobat dilatih oleh Bruder Anton M. Ada anak jago melompat di atas 5-7 anak kecil berbaring di atas matras seperti saya … heheee … 😀

Br. Anton M pernah menawarkan cabe rawit hijau kepada teman-teman di kelas saya. Kami masih tidak mengerti apa itu cabe itu. Br. Anton M tidak menjelaskan itu tetapi bilang coba aja. Salah satu teman saya langsung ambil cabe itu dan makan. Mukanya merah, menahan diri, beberapa detik tiba-tiba berteriaaaaaaakkkkkkkkkk, “Huahaha … huahaa .. huahahaaa …” sambil mencari air putih … Kami dan Br. Anton M tertawa bahak-bahak … Salah satu teman lagi mau mencoba makan itu ternyata tidak apa-apa … Kami tampak bengong … 🙂

Untuk komunikasi, guru tegas/marah kalau bicara sambil isyarat karena tidak boleh bisu, makanya harus bisa bicara bersuara. Kalau emang keras kepala, guru pukul tangan agar tidak mengulang lagi. Hampir setiap hari harus ke wicara … kebanyakan anak tidak mau ke wicara lagi karena ketakutan dimarahi kalau bicara salah/isyarat. heheee … 😀

Teman sekelas (TK) saya, kompaaaak .. Saya ada dimana? Ayoooo … !!!

To be continue…

Baca juga:
Sejarah SLB/B Pangudi Luhur (singkat)